Tipografi secara umum merupakan suatu ilmu dan menata huruf. Penggunaan tipografi juga bisa diatur sesuai dengan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, menciptakan kesan tertentu sehingga dapat memudahkan para pembaca untuk menerima maksud yang ingin disampaikan dengan benar. Oleh karena itu, sebagai desainer anda harus pintar-pintar mengatur dan  memahami tipografi dengan baik. Hindari beberapa kesalahan umum berikut ini yang sering dilakukan oleh desainer dalam membuat tipografi.

  1. Kurangnya Leading

Leading merupakan jarak antara dua baris pada tulisan yang anda buat. Dalam membuat tipografi, leading memegang peran penting untuk meningkatkan kemudahan pembaca teks dalam sebuah halaman. Tidak hanya itu, leading juga bisa membuat teks tersebut mudah diikuti oleh para pembaca tanpa harus kehilangan letak teks yang sedang dibaca. Jarak antar baris yang terlalu kecil atau rapat bisa meninggalkan kesan sempit dan sulit dibaca. Sebenarnya, tidak ada pemilihan jarak yang tepat untuk mengatur leading, namun penilaian estetika bisa menjadi dasar bagaimana kemudahan pembaca pada teks itu sendiri.

  1. Kurang Tracking

Tracking mengacu pada ruang antar huruf diseluruh kata atau frase. Semakin besar tracking, semakin banyak pula karakter yang membentuk sebuah kata dan memiliki ruang diantar kedua sisi. Hal ini hamper sama dengan leading yang bisa meningkatkan keterbacaan ataupun mengurangi tingkat keterbacaan tulisan tersebut dimata pembaca. Peraturan yang digunakan untuk tracking ini cenderung relative dan bergantung pada jenis font.

  1. Mengabaikan Pengaturan Kerning

Jika tracking adalah jarak antar kata, maka kerning merupakan pengaturan spasi antar dua huruf. Kerning ini efektif digunakan pada headlines, teks dengan caps lock dan juga logo. Ketika sedang merancang tipografi, jangan sampai anda melewatkan pengaturan kerning atau bahkan mengaturnya secara deflault. Karena perlu diingat lagi bahwa setiap font memiliki kerning ideal yang berbeda, sama seperti poin sebelumnya.

  1. Menggunakan Terlalu Banyak Jenis Font Dalam 1 Desain

Salah satu kesalahan terbesar yang dilakukan oleh para desainer , trutama para pemula, adalah kecenderungan untuk menggunakan terlalu banyak font dalam desainnya. Secara umum, hal yang terbaik yang bisa anda lakukan dalam seni tipografi adalah dengan membatasi satu karya hanya berisi tiga jenis font berbeda. Jenis font yang terlalu banyak bisa membuat pembaca anda merasa tidak nyaman ketika membacanya dan membuat desain anda terlihat putus-putus.

  1. Salah Menentukan Panjang Baris Yang Wajar

Ini merupakan masalah keterbacaan lainnya yang juga sering tanpa sadar dilakukan. Panjang baris yang terlalu banyak dapat menyulitkan para pembaca untuk menemukan baris berikutnya dan akhirnya bisa menghambat pemahaman seseorang terhadap pesan yang ingin disampaikan. Secara umum, panjang baris atau jumlah teks yang ideal dalam sebuah karya tipografi adalah sekitar 50-60 karakter.

Related Post

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Allright Reserved © 2011 Designed By BDCREATIVESTUDIO